posted by admin on February 6, 2012

Big Secrets to Save Money

“Aduh.....pusing! Belum akhir bulan, uang sudah habis. Banyak kebutuhan hidup belum terbayar! Harus bayar ini, harus bayar itu....Pusing...Pusing....!”, demikian keluhan yang sering kita dengar.

Bagaimana mengatasi kebutuhan hidup yang meningkat dengan penghasilan yang terbatas? Bagaimana mengelola keuangan dengan efektif dan efisien? Seringkali orang berkelakar, ya...naikkan saja pendapatan dan turunkan pengeluaran. Beres!!! Memang, menaikkan pendapatan dan menurunkan  pengeluaran merupakan solusi jitu atasi kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Tapi tidak setiap orang beruntung dapat melakukan keduanya. Lalu, bagaimana caranya?

Seringkali kita mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan dengan mengatur pendapatan dan pengeluaran. Biasanya kita anggap sepele, toh nanti dapat diselesaikan pada waktunya. Ketika keuangan mulai kritis, dan banyak kebutuhan yang harus dibayar, baru muncul pemikiran untuk berhemat. Tentu saja penghematan yang terlalu drastis akan memicu ketidakseimbangan pada hidup kita. Maka dari itu, diperlukan pengaturan input dan outcome bagi diri kita.

Rudi Suryanto, SE.,M.Acc.,Ak, Managing Director SYNCORE CONSULTING , pakar dalam bidang Keuangan & Manajemen memberikan tips  praktis sebagai berikut:

Pertama, ubah MINDSET. Mindset adalah cara kita berpikir di dalam mengelola keuangan. Jika cara berpikir kita benar, itu adalah awal keberhasilan. Mindset mengelola pendapatan dan pengeluaran yang benar merupakan faktor terpenting rahasia mengelola uang. Selain kebutuhan saat ini, pikirkan juga kebutuhan masa mendatang. Berhemat. Menabung. Berinvestasi. Memperbesar pendapatan. Menangkap setiap peluang. Dan fokus pada dua hal yang terpenting, pertama yaitu penuhi kebutuhan sekarang yang memang sangat penting. Kedua disiplin alokasikan kebutuhan masa mendatang, seperti cicilan rumah, pendidikan bagi anak-anak, cicilan mobil, cicilan biaya pernikahan anak, cicilan asuransi kesehatan, tabungan hari tua, investasi dan masih banyak lagi.  “Kebanyakan orang mementingkan keinginan masa kini dan lupa kebutuhan masa datang. Ketika tiba waktunya, kelabakan deh”, ujar Rudi Suryanto.

Kedua, perbaiki kemampuan mengelola hutang. Banyak orang terbelit hutang, entah itu hutang kartu kredit, hutang bank, hutang cicilan rumah, mobil dan motor, dan hutang membayar bunga. Mulai batasi jumlah kepemilikan kartu kredit. Kalau perlu, potong kartu kredit yang tidak perlu! Juga waspadai kepentingan berhutang ke bank. Apakah berhutang bank itu untuk keperluan investasi atau untuk konsumsi? Kalau untuk investasi, ok! Asal pikirkan pengembalian modal (ROI-Return on Investment), apakah hasil investasi jauh lebih besar dibandingkan biaya pinjam dana. Apabila terlanjur berhutang, segera lunasi. Apalagi jika manfaat berhutang jauh lebih kecil dibandingkan biaya bunganya. Intinya, hindari berhutang apabila tidak untuk investasi!

Ketiga, belajarlah berinvestasi. Sering kita melihat iklan di media elektronik maupun cetak yang menyarankan membeli lampu hemat energi. Jauh lebih bijaksana membeli lampu hemat energi walaupun harga lebih mahal. Disamping kualitas lebih baik, juga lebih hemat listrik dan lebih tahan lama. Ini contoh berinvestasi dalam hal kecil.

Contoh lain, pilih cara yang paling tepat. Jika ada pilihan untuk menyenangkan istri, beli perhiasan emas atau kosmetik yang mahal, mending pilih beli perhiasan emas. Disamping harga emas cenderung naik, harga jual juga tinggi ketika kita membutuhkan dana. Pilih investasi yang punya ROI tinggi, seperti deposito khusus berbunga tinggi, membeli tanah yang berprospek baik, atau membeli franchise yang punya track record baik, seperti franchise indomaret atau alfamaret. Berlatihlah berinvestasi terus menerus. Jangan takut gagal berinvestasi. Banyak orang sukses setelah mengalami banyak kegagalan.

Keempat, tingkatkan kecerdasan finansial. Apa yang disebut kecerdasan finansial? Inti dari kecerdasan financial adalah kemampuan untuk membedakan mana asset yang benar-benar asset dan mana asset yang ternyata merupakan liability/hutang bagi kita. Kecerdasan finansial ini erat kaitannya dengan konsep asset vs Expense. Asset adalah harta yang mendatangkan pendapatan. Sedangkan liability adalah apa yang dikira “harta” ternyata malah mendatangkan biaya atau hutang. Yang tentu saja akan menurunkan kekayaan bersih kita.

Contoh sederhana membedakan mana asset dan mana liability adalah mobil. Mobil merupakan asset apabila dengan mengoptimalkan pemakaiannya akan mendatangkan kemampuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Misalnya, dengan memakai mobil, penjualan asuransi kesehatan yang kita tawarkan meningkat karena kita lebih bonatif. Atau apabila mobil kita disewa tetangga dan menghasilkan banyak uang. Maka mobil yang dimiliki akan menjadi asset. Akan tetapi, mobil dapat menjadi liability apabila pemakian mobil hanya menambah pengeluaran operasional seperti biaya service, biaya bensin, biaya sopir, biaya cuci mobil, dll. Adalah tugas kita memaksimalkan kecerdasan finansial didalam pengelolaan keuangan kita.

Kelima, jalankan cara pengelolaan keuangan dari yang paling mudah. Strategi terakhir yang disarankan adalah pilih cara pengelolaan keuangan dari yang paling mudah. Jangan terlalu lama berpikir, pilih cara yang kita anggap terbaik. Pilih dan jalankan segera. Sambil jalan, lakukan evaluasi dan perbaikan terus menerus. Contoh praktisnya, matikan listrik yang tidak perlu. Berhematlah dalam pemakaian air. Kurangilah pemakaian mobil yang tidak perlu. Pisahkan pos-pos pengeluaran harian dan pengeluaran jangka panjang. Jangan lupa, menabung! Buat pos-pos cadangan, walau sedikit demi sedikit, asalkan rutin dan terus menerus akan bertambah besar. Semakin lama kita akan terkaget-kaget akan banyaknya penghematan. Perbanyaklah bertanya perihal pengelolaan keuangan untuk mempertajam cara-cara terbaik didalam mengelola uang.

Kesimpulan: rahasia berhemat uang ada pada diri kita. Bila kita tahu teknik mengelola uang dengan baik, bijaksana dan hemat, maka hilanglah kesulitan hidup yang timbul dari pengelolaan uang.