Prospek perekonomian Indonesia yang terus positif ditengah krisis keuangan Eropa dan Amerika Serikat, membuat arus investasi asing ke Indonesia mengalir deras. Akibatnya pemain lokal saat ini seolah terkepung oleh pemain-pemain asing yang jauh lebih berpengalaman dan bermodal besar. Tengok saja untuk industry ritel di Indonesia, 28 jaringan peritel modern menguasai hampir 30% pangsa pasar, dibandingkan dengan 17.1 juta pedagang mengusai 70%. Jumlah ini tentu sangat timpang, karena rata-rata peritel modern per tahun mendapatkan omzet 2.7 triliun sedangkan pedagang tradisional hanya mendapatkan 9.1 juta per tahun atau Rp764 ribu per bulan. Semakin lama tren tersebut semakin mengkhawatirkan, sehingga pedagang tradisional maupun pemain lokal, yang kebanyak berupa UKM, dituntut harus berinovasi agar tetap bisa bertahan.
Salah satu aspek yang sangat lemah dari pemain lokal dan UKM adalah manajemen, terutama manajemen keuangan. Sangat jarang UKM memiliki laporan keuangan yang akurat dan lengkap. Hal ini berimbas pada pola pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan (feeling), lemahnya akses ke dunia perbankan dan jalannya bisnis lebih berdasarkan pada orang bukan system. Masalah tersebut cukup kompleks untuk diatasi, karena akar masalah tidak adanya laporan keuangan di UKM paling tidak ada tiga, yaitu tidak adanya pengetahuan atau pedoman penyusunan laporan keuangan (SOP), tidak adanya sistem yang mendukung dan tidak adanya SDM yang kompeten. Hal ini jarang dipahami oleh para pemerhati UKM, sehingga banyak pola pendampingan untuk UKM gagal, karena hanya mengatasi satu atau dua akar masalah saja.
Oleh karenanya, Business & Accounting Innovation Center FE UMY bekerjasama dengan Kaizen Institute Jepang menyelenggarakan Seminar Kaizen : Membangun Wirausaha, Teknologi Informasi dan Edukasi Perbankan untuk UKM pada hari Senin, 30 April 2012 di Gedung AR Fachrudin B UMY. Kaizen Institute adalah lembaga yang bertujuan menularkan semangat dan teknik Kaizen (perbaikan terus menerus) yang terbukti telah berhasil membawa industri rumahan (home industry) Jepang menjadi perusahaan kelas dunia. Syncore Consulting yang turut berperan serta dalam acara tersebut akan membagi metodologi dan tips kunci sukses implementasi IT di UKM. Syncore Consulting juga akan membagikan software akuntansi SYNCORE Genio yang dirancang khusus untuk UKM. Pada acara tersebut juga akan ada penandatanganan MOU antara UMY dengan bank-bank lokal, antara lain BPD DIY, BMT Tamzis, BMT BIF, BPRS BDW, BPRS BDS dan bank lainnya untuk kerjasama pendampingan UKM oleh mahasiswa.
Harapan dari Seminar tersebut adalah adanya strategi dan rumusan untuk penyelenggaraan pelatihan wirausaha dan edukasi perbankan untuk UKM dan program pendampingan UKM yang melibatkan kerjasama Bank dengan dunia pendidikan. Hal ini untuk mendukung strategi menciptakan 1 juta wirausaha baru setiap tahun.
Tulis Komentar