Ada lima pendekatan untuk melakukan pendampingan
- Pendekatan elemen penilaian
- Pendekatan system
- Pendekatan hirarki dokumen
- Pendekatan bangun system manejemen
- Bangun system manajemen mutu
Pendekatan elemen penilaian dapat dilakukan apabila system telah terbangun dan berjalan. Jika system belum tertata maka dilakukan pendekatan system yaitu membangun struktur, proses dan outcome. Contohnya adalah kita mempelajari system pelayanan, bangun system pelayanan, tetapkan outcome, bangun proses, lengkapi sumberdaya.
Pendekatan berikutnya adalah hirarki dokumen. Untuk setiap system perlu disusun Kebijakan, dan selanjutnya diturunkan ke Pedoman/Panduan. Pedoman adalah untuk mengatur beberapa hal sedang panduan adalah mengatur satu hal saja. Beberapa proses yang penting dan rumit perlu dibuatkan Standar Prosedur Operasional (SPO), selanjutnya setiap pelaksanaan dimulai dari rencana program kegiatan dan dilakukan dokumentasi.
Contohnya adalah kebijakan pelayanan farmasi, perlu disusun beberapa kebijakan sebagai berikut:
- Kebijakan peresepan obat (termasuk peresepan obat narkotika dan psikotropika)
- kebijakan pelayanan obat rawat inap dan rawat jalan
- kebijakan penyediaan dan penggunaan obat
- kebijakan pengendalian dan penilaian penyediaan dan penggunaan obat
- kebijakan pelayanan obat 7 hari 24 jam pada puskesmas dengan rawat darurat
- kebijakan persepan obat sesuai formularium
- Kebijakan penyediaan obat sesuai formularium
- Kebijakan penanganan obat kedaluwarsa
- Kebijakan tentang efek samping obat, riwayat alergi, obat yang dibawa pasien rawat inap
- Kebijakan monitoring efek samping obat
- Kebijakan pengendalian pengawasan penggunaan psikotropika dan narkotika
- Kebijakan penyediaan obat emergensi
- Kebijakan jika terjadi kesalahan pemberian obat dan pelaporannya (KTD, KNC, dsb)
Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut disusun SPO
- SPO peresepan obat (termasuk peresepan obat narkotika dan psikotropika)
- SPO pelayanan obat rawat inap dan rawat jalan
- SPO penyediaan dan penggunaan obat
- SPO pengendalian dan penilaian penyediaan dan penggunaan obat
- SPO pelayanan obat 7 hari 24 jam pada puskesmas dengan rawat darurat
- SPO monitoring persepan obat sesuai formularium
- SPO penanganan obat kedaluwarsa
- SPO penanganan efek samping obat, riwayat alergi, obat yang dibawa pasien rawat inap
- SPO monitoring efek samping obat
- SPO pelayanan obat psikotropika dan narkotika
- SPO pengendalian pengawasan penggunaan psikotropika dan narkotika
- SPO jika terjadi kesalahan pemberian obat dan pelaporannya (KTD, KNC, dsb)
Selanjutnya disusun program peningaktan mutu dan keselamatan pasien di farmasi:
- Pendahuluan
- Latar belakang
- Pengorganisasian tim mutu dan keselamatan pasien di farmasi
- Tujuan dan sasaran
- Kegiatan pokok:
- penilaian kinerja dan mutu pelayanan farmasi (mulai dari penetapan indikator,pengumpulan indikator, analisis, dan tindak lanjut)
- monitoring kejadian efek samping obat dan tindak lanjutnya
- monitoring kejadian kesalahan pemberian obat dan tindak lanjutnya
- penyusunan formularium obat, monitoring peresepan obat sesuai formularium dan revisi formularium
- pengelolaan risiko pelayan obat
- pendidikan staf tentang mutu dan keselamatan pasien
- Penjadualan
- Evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai jadual yang direncanakan dan pelaporannya
- Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
Berdasarkan program tersebut disusun KAK, kalau berhubungan dengan pihak eksternal. Selanjutnya dilakukan implementasi
- Bukti pelaksanaan SPO dalam kegiatan pelayanan
- Bukti monitoring pelaksanaan SPO, hasil monitoring dan tindak lanjutnya
- Bukti pelaksanaan kegiatan sesuai dengan penjadualan program dan hasil-hasil serta tindak lanjutnya
Pendekatan yang mirip dengan hirarki dokumen adalah pendekatan membangun system manajemen. Pembangunan sistem manajemen ini dimulai dari
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pelaksanaan kegiatan
- Pengendalian
- Evaluasi
Bangun Sistem Manajemen Mutu
- Penanggungjawab jawab mutu
- Kebijakan mutu
- Panduan mutu
- Program mutu
- Implementasi
- Monev
Tulis Komentar