PT. Syncore Indonesia menyelenggarakan workshop yang bertemakan “Pengelolaan Keuangan BLUD Puskesmas” pada Sabtu, 27 Agustus 2016 lalu di Ruang Abimanyu, Hotel Grage Yogyakarta.
Acara ini di hadiri dari berbagai instansi puskesmas seperti Dinkes Banjarnegara, Puskesmas Sentolo II Yogyakarta dengan narasumber Rudy Suryanto, SE., M.Acc., Ak., CA, Akademisi Konsultan BLUD.
Pada sesi pertama Bapak Rudy menyampaikan materi tentang pola pengelolaan keuangan puskesmas BLUD yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab bersama peserta. Selama workshop berlangsung diskusi terjadi antara peserta dan Bapak Rudy. Berikut ini petikan tanya jawab antara narasumber dan peserta di Workshop Pengelolaan Keuangan BLUD Puskesmas.
Bagaimana penetapan tarif layanan di puskesmas?
Tarif layanan di puskesmas dapat dirubah menjadi tarif BLUD, yang tidak boleh dirubah adalah tarif yang memang termasuk dalam tupoksi kita. Penetapan tarif layanan puskesmas harus memperhatkan 4 prinsip, selain itu ada porsi – porsi dimana kita untung dan kita memberikan subsidi, karena kita tidak mencari keuntungan namun peningkatan pelayanan.
Untuk biaya layanan dan biaya administrasi yang ada di laporan keuangan tidak dipisah, hanya sesuai pagunya saja. Lalu mengapa masih ada biaya pelayanan dan administrasi?
Pagu sebenarnya adalah berasal dari anggaran itu sendiiri.
Di tempat kami,ada kebijakan 20% belanja pegawai, 80% belanja barang dan jasa, mengapa untuk mencukupi kebutuhan administrasi saja tidak cukup?
Porsi ini merupakan gambaran ideal sebuah unit bisnis, ketika belum mencukupi biaya administrasi maka yang salah bukan porsinya melainkan pendapatan puskesmas yang belum mencukupi kebutuhan di puskesmas.
Gaji PNS dimasukkan mana saat penyusunan RBA?
ada dibelanja tidak langsung, dengan jumlah yang tidak dirinci.
Apakah Gaji PNS dimasukkan dalam laporan keuangan?
Iya, karena nanti kalau tidak dimasukkan Gaji PNS pendapatannya akan terlihat sangat besar dan tidak mencerminkan operasional yang sehat.
Didaerah kami ada puskesmas yang besar, dan menarik pangsa pasar masyarakat daerah lainnya. Lalu bagaimana agar tidak saling berebut pangsa pasar dari daerah lain?
Cara yang paling mudah adalah customer oriented, bukan tupoksi oriented dimana puskesmas pasrah dengan kondisi maupun pendapatan di puskesmasnya.
Di Banjarnegara, puskesmasnya belum BLUD semua. Untuk puskesmas rawat inap layanan sudahlengkap, lalu bagaimana jika sudah BLUD malah yag bagus tambah bagus, yang puskesmas jelek tambah jelek?
Dari segi dana, dinas dapat memberikan prioritas dana APBD. Untuk puskesmas miskin diberi lebih banyak, yang puskesmas bagus dikurangi dana dari APBDnya.
Untuk RBA murni, kita menyusun prognosanya sampai kapan?
Sebenarnya prognosa tidak menjadi acuan penyusunan RBA, karena tidak ada aturan baku. Karena prognosa hanya perkiraan, sehingga pada RBA murni dan RBA perubahan jika prognosanya sama tidak masalah.
Apabila puskesmas BLUD ada pendapatan lain-lain, penganggaran pendapatannya bagaimana?
strategi pendapatan ada 2 yaitu tarif dan kerjasama. Untuk PNBP bukan hanya dari BPJS, namun dari jasa layanan, kerja sama, dan pendapatan lain-lain.
Apabila puskesmas BLUD orientasinya customer oriented, lalu bagaimana dengan UKM nya?
Ada elemen penting dalam BLUD, yakni Dewan Pengawas (Dewas). Tugas Dewas ini yang menjaga agar arah BLUD tidak keluar rel dari instansi pemerintah. Sehingga tidak karena mengembangkan BLUD, kemudian melupakan indikator – indikator yang ada di rencana strategis (Renstra).
Dapatkan Jadwal Pelatihan Syncore Disini
Bagaimana cara mengundang kami untuk pelatihan BLUD?
Anda dapat menghubungi:
Rahmadani Lutfiawati
Email : fia@syncoreconsulting.com
Telepon: 082 274 900 800
Telepon : 0274 – 488599
Untuk informasi lebih lengkap kunjungi web kami : www.syncore.co.id
Tulis Komentar