posted by Syncore on May 8, 2025

Hospital Business Fitness sebagai Kunci Ketahanan Rumah Sakit




Transformasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia memasuki fase penting dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan institusi kesehatan yang adaptif dan berkelanjutan. Rumah sakit sebagai tulang punggung pelayanan kesehatan nasional dituntut untuk mampu bertahan dan berkembang di tengah lingkungan yang terus berubah. Dalam hal ini, keberlanjutan rumah sakit (hospital sustainability) bukan hanya ditentukan oleh aspek finansial, melainkan juga oleh kemampuan manajemen risiko, efisiensi operasional, serta ketahanan terhadap dinamika eksternal.

Sebagai respons terhadap kebutuhan tersebut, RS Sendawar bekerja sama dengan Syncore Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Manajemen Rumah Sakit bertema “Strategis Menuju Rumah Sakit yang Keberlanjutan (Hospital Sustainability) di Era Dinamis”. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tanggal 13–14 November 2024, bertempat di Fave Hotel Seminyak, Bali. Pelatihan ini dirancang tidak hanya sebagai sarana transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai forum strategis untuk mendiskusikan tantangan nyata yang dihadapi rumah sakit dalam praktik manajerial sehari-hari.

Pelatihan menggunakan pendekatan kombinatif antara ceramah interaktif, studi kasus, dan praktik langsung. Materi utama yang dibawakan oleh tim ahli dari Syncore Indonesia mencakup dua perangkat penting dalam manajemen rumah sakit modern, yaitu:

  1. Risk Register by RSID
  2. Kerangka Hospital Business Fitness (HBF)

Risk Register merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko di seluruh lini operasional rumah sakit. Sementara itu, kerangka HBF adalah suatu sistem penilaian terhadap kesiapan rumah sakit dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan, sekaligus sebagai peta jalan strategis untuk memastikan keberlanjutan bisnis rumah sakit.

Hasil pelatihan menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dalam identifikasi risiko menghasilkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan spesifik terhadap karakteristik masing-masing unit kerja. Dengan melibatkan semua unsur rumah sakit dalam proses ini, pelatihan mendorong terciptanya budaya sadar risiko (risk awareness) yang selama ini belum sepenuhnya terinternalisasi di banyak rumah sakit.

Kerangka Hospital Business Fitness yang dikenalkan juga terbukti menjadi alat bantu visual yang memudahkan peserta dalam memahami hubungan antara risiko, kapasitas internal, dan ancaman eksternal. Dalam konteks global yang terus berubah, rumah sakit membutuhkan model manajemen yang fleksibel namun tetap terstruktur dan kerangka HBF menawarkan keduanya.

Lebih jauh, pelatihan ini memberikan landasan konseptual yang kuat bagi rumah sakit untuk membangun sistem manajemen risiko internal yang berkesinambungan, tidak hanya sebagai kewajiban akreditasi, tetapi sebagai kebutuhan nyata dalam mempertahankan layanan bermutu tinggi.

Pelatihan Manajemen Rumah Sakit yang dilaksanakan bersama RS Umum Daerah Pratama Sendawar di Bali bukan hanya menjadi momentum pembelajaran, tetapi juga sebagai platform transformasi menuju rumah sakit yang adaptif, tangguh, dan berkelanjutan. Kolaborasi antara rumah sakit dan lembaga mitra seperti Syncore Indonesia memperlihatkan bagaimana sinergi lintas sektor dapat menciptakan nilai strategis bagi pembangunan sektor kesehatan di Indonesia.

Dengan semangat hospital sustainability, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa rumah sakit masa depan tidak hanya harus mampu menyembuhkan, tetapi juga harus mampu bertahan dan berkembang di tengah tantangan zaman.

Tulis Komentar