posted by kukuh_budiman on May 13, 2015

Yogyakarta, 12 Mei 2015 - Meski sudah menyandang predikat Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak lama, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai Berau, Kalimantan Timur nyatanya tak lantas berpuas diri. Hingga saat ini, RS yang berlokasi di Bumi Borneo tersebut terus berusaha meningkatkan kualitas layanannya.

Untuk itu, pegawai RSUD dr. Abdul Rivai Berau, Kalimantan Timur pun rela jauh-jauh datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) guna mengasah ilmu. Di kota pelajar ini, mereka mempelajari pelatihan Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) RSUD BLUD dari Syncore.

"Mereka ini berasal dari RSUD Abdul Rivai. RS ini sudah lama jadi BLUD dan terus berorientasi pada kualitas," jelas Rudy Suryanto, Senior Konsultan Syncore disela-sela acara pelatihan Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) RSUD BLUD di Grage Hotel, Yogyakarta, 12/05/2015.

Meski sudah cukup berpengalaman, lanjut Rudy, RS ini cukup serius dalam meningkatkan kualitasnya. Tak tanggung-tanggung, yang dikirim adalah para pegawai yang baru menduduki bidang perencanaan.

Dari pengamatan Rudy, walau para peserta pelatihan baru menempati posisi mereka bidang perencanaan, nyatanya mereka adalah orang-orang yang cukup berpengalaman di bidang RS. Tak heran, setiap materi yang disampaikan langsung dipahami.

Hal itu terlihat jelas dari diskusi-diskusi internal yang pro-aktif antara pemateri dengan para peserta dalam bentuk beragam pertanyaan seputar permasalahan mereka. Ujungnya, turut mengerucut beragam strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan RS.

"Mereka ini paham bahwa peningkatan RS nantinya akan otomatis berdampak pada peningkatan pendapatan. Tadi kita sharing tentang pengalaman - pengalaman kita dengan para pendampingan RS. Mereka sangat antusias," tambah Rudy.

Di sisi lain, Nurhadi Subowo, anggota Bidang Perencanaan RS Abdul Rivai juga mengaku bersyukur dengan adanya pelatihan ini. Menurutnya, dirinya kini menyadari ada banyak perbedaan yang perlu dipahami antara konsep RS sebelum dan sesudah menjadi BLUD.

"Ada banyak perbedaan, yang paling jelas ya masalah pengelolaan keuangan, karena kita harus memperinci pendapatannya untuk menyesuaikan dengan pengeluaran yang ada. Kalau sebelumnya sebagai SKPD kan kita tinggal minta saja ke PEMDA, tidak pernah kita memikirkan pendapatan rumah sakit. Kalau sekarang kan kita harus mikir pendapatannya bagaimana supaya dapat untung juga," tambah Nurhadi.

Pasca pelatihan ini, Nurhadi berharap ia dan teman-temannya yang berada di bidang Perencanaan dapat mengelola RS Abdul Rivai dengan baik dan benar. Harapannya, RS Abdul Rivai bisa menjadi RSUD unggulan yang baik secara layanan sekaligus sehat secara bisnis.

Tulis Komentar