Paska Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), PUSKESMAS menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk menjawab tantangan itu, maka falsafah pengembangan PUSKESMAS adalah “Bangun Jiwanya, Bangun Badannya” Perlu perubahan paradigma sehinngga setiap orang di PUSKESMAS bisa memiliki Jiwa :
- Melayani / Customer Oriented
- Mengutamakan Mutu / Customer Satisfaction & Safety
- Profesionalitas / Prinsip Bisnis yang Sehat
3 sistem manajement terpenting didalam akreditasi yaitu; sistem manajemen pelayanan, sistem admin manajemen, sistem manajemen mutu.
Dari ketiga sistem tersebut, ada satu sistem yang sering membuat puskesmas tidak lulus akreditasi yaitu sistem admin manajemen dan sistem manajemen mutu.
Untuk lulus akreditasi maka kuncinya harus merubah mindset. Fokus memahami sistem administrasi admin manajemen dan sistem manajemen mutu.
Pada Bab 1, Bab 2 tentang penyelenggaraan pelayanan puskesmas. Kunci keberhasilan akreditasi puskesmas ada di kepala puskesmas karena aspek kepemimpinan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan keberhasilan akreditasi, komitmen kepala puskesmas dibutuhkan sebagai pemimpin didalam puskesmas.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat akreditasi seperti sarana, prasarana harus dilihat apakah sudah memadai, Sumber Daya Manusia, Kualitas yang ada didalam puskesmas harus diperhatikan karena sarana prasarana dan Sumber Daya Manusia merupakan hal yang penting agar bisa lulus akreditasi. Puskesmas jangan hanya fokus pada elemen penilaian, ini cara berpikir yang keliru seharusnya berpikir secara sistematis.
Kendala yang di hadapi didalam akreditasi :
- Waktu pendampingan paling cepat 6 bulan. Waktu 6 bulan merupakan minimal pendampingan.
- Komitmen, Waktu yang dibutuhkan minimal 6 bulan. Tentunya dibutuhkan komitmen untuk menerapkannya dengan sungguh-sungguh.
- Pemahaman yang berbeda-beda. Surveyor memiliki pemahaman yang berbeda-beda, tidak semua surveyor memiliki pengalaman yang cukup. Yang dinilai dalam akreditasi yaitu sistem berjalan atau tidak bukan outputnya. Perlu disinkronkan agar tidak terdapat pemahaman yang berbeda-beda.
- Pendekatan “jalan pintas”. Masih banyak puskesmas yang menggunakan jalan pintas membeli dokumen, tidak melalui proses. Padahal surveyor lebih berfokus pada penelusuran, pada sistem apakah di puskesmas berjalan.
- Biaya, permasalahan akreditasi yaitu biaya. Dibutuhkan biaya yang besar. Puskesmas yang sudah BLUD lebih diuntungkan karena lebih fleksibel dalam menggunakan anggaran.
Dapatkan Jadwal Pelatihan Syncore Disini
Bagaimana cara mengudang PT. Syncore Indonesia untuk pelatihan?
Anda dapat menghubungi:
Rahmadani Lutfiawati
CP: 082 274 900 800 / fia@syncoreconsulting.com
Diana Septi A
CP: 0877 38 900 800 /training@syncore.co.id
Telepon Kantor: 0274 – 488 599
Untuk informasi lebih lengkap kunjungi web kami : www.syncore.co.id
Tulis Komentar