Dalam 5 tahun terakhir, industri dalam negeri di Indonesia dan juga dunia, diwarnai dengan banyaknya muncul start up (perusahaan baru) dengan berbagai inovasi dalam produk maupun model layanan. Sayangnya dari sekian banyak start up yang muncul tersebut, hanya sedikit yang berhasil bertahan 5 tahun kemudian. Patut disayangkan, karena kegagalan start up dalam bertahan bukan karena produk atau model layanan jelek, tetapi lebih karena masalah manajement. SYNCORE Consulting lewat riset dan pengalaman di lapangan merumuskan 10 kunci manajemen start up supaya bisa terus bertahan dan berkembang:
1. Mencari Pendanaan
Masalah pendanaan baik di awal maupun di saat pengembangan, seringkali menjadi masalah klasik bagi start up. Sebenarnya ada beberapa model pendanaan yang bisa dipilih dan dikombinasikan oleh start up, yaitu dari investor, joint venture, bank, modal sendiri, customer, supplier dll. Ketika pilihan pendanaan yang sedemikian banyak telah tersedia, mengapa masalah mencari pendanaan selalu jadi masalah yang sulit dipecahkan oleh start up? Ada dua alasan utama yang kita temukan di lapangan, yaitu kredibilitas yang rendah dan gagal membuat proposal yang meyakinkan. Masalah pertama bisa diatasi dengan mengandeng mitra yang telah dipercaya oleh pihak pemberi dana, memberikan jaminan, menunjukkan track record yang meyakinkan, mencari rekomendasi dll. Masalah kedua bisa diatasi dengan membuat proposal kredit atau business plan memakai format yang standar dan diisi dengan ulasan yang meyakinkan. Apabila anda masih awam dengan penyusunan proposal kredit atau business plan tidak ada salahnya mencari teman atau pihak yang bisa memberikan konsultasi kepada anda.
2. Model bisnis
Setelah mendapatkan pendanaan awal, langkah selanjutnya adalah membelanjakan dana tersebut dengan bijaksana. Business Plan selayaknya benar-benar dijadikan acuan dalam membelanjakan dana yang sudah didapat. Selanjutnya adalah merumuskan model bisnis dari usaha kita. Model bisnis adalah bagaimana cara perusahaan menghasilkan profit. Produk atau layanan yang baik, disukai oleh banyak orang, belum tentu menghasilkan uang bagi anda. Contohnya adalah YouTube sebuah aplikasi internet yang sangat populer, tetapi sampai sekarang masih bingung bagaimana mengubah popularitas tersebut menjadi mesin penghasil uang. Model bisnis inipun harus direview dari waktu ke waktu, supaya tetap kompetitif dan tidak ketinggalan jaman.
3.Strategi
Strategi adalah masalah pilihan. Ketika kita memiliki strategi kita akan mudah mengatakan "ini tidak kita lakukan, karena tidak sesuai dengan strategi kita". Strategi beda dengan taktik. Taktik bersifat jangka pendek, mudah berubah, dan mudah ditiru. Strategi sebaliknya. Strategi harus disesuaikan dengan model bisnis.
4.Business Plan
Strategi merupakan arahan atau rumusan global dan jangka panjang, sehingga perlu diturunkan ke dalam sebuah dokumen yang gampang dimengerti oleh orang-orang di lapangan. Business Plan adalah untuk tujuan tersebut. Menyusun business plan memang merepotkan, karena kita harus membayangkan, mengolah dan mendiskusikan hal-hal yang belum terjadi. Namun apabila business plan disusun dengan benar, banyak hal di lapangan, bisa diselesaikan dan diputuskan daengan cepat. Business plan juga memberikan kesempatan bagi manajemen untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang bisnis yang akan dijalankan.
5.Recruitment & Training
Pilih orang yang terbaik di bidangnya, bentuk tim yang solid, dan beri apa yang mereka butuhkan, maka perusahaan akan berjalan dengan sendirinya. Proses recruitment yang terbuka, terukur dan adil akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi perusahaan untuk mendapatkan orang-orang terbaik. Tetapi jangan lupa, bahwa bibit yang baik apabila tidak pernah disiram dan dipupuk maka tidak akan pernah menjadi tanaman yang subur dan menghasilkan. Demikian pula dengan SDM, evaluasi rutin, pelatihan, dan training harus dilakukan terus menerus.
6. SOP
"Tulis semua yang anda kerjakan, evaluasi, dan jadikan kebiasaan/pola". Lembagakana apa yang telah berjalan dengan baik, dan ubahlah sesuatu yang masih jelek. Dengan melembagakan atau menuliskan apa saja yang kita kerjakan, maka kita memiliki standar apa yang seharusnya kita kerjakan. Perusahaan terdiri dari berbagai orang dari berbagai kalangan, maka diperlukan satu pijakan yang sama dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Start Up biassanya adalah perusahaan yang sangat dinamis dan inovatif. Menjadi tantangan tersendiri untuk membuat SOP bagi perusahaan seperti hal tersebut. Perusahaan UKM tidak tertarik, karena SOP tidak memiliki dampak langsung/instan.
7.Kontrol
SOP tidak akan berguna apabila tidak ada kontrol yang ketat dalam hal pelaksanaanya, sehingga seringkali yang jelek bukannya SOP nya tetapi dalam taraf implementasinya. Implementasi yang berhasil membutuhkan kontro yang kuat.
8.Layanan customer
Customer adalah raja. Ungkapan tersebut sangat benar, karena saya beberapa kali melihat perusahaan yang mati karena perusahaan tidak memiliki standar yang tepat dalam hal layanan customer. Standar layanan customer bermanfaat untuk mendapatkan klien di luar kota.
9.Riset & Mengamati Tren
Dunia terus berubah. Tren dan perubahan terus terjadi. Siapa yang jeli memandang tren maka dia yang akan jadi pemenangnya.
10.Melakukan lompatan
Jangan cepat berpuas. Setelah langkah awal telah berjalan dengan baik, lakukan lompatan-lompatan selanjutnya.